Sabtu, 05 Januari 2019

TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI INDONESIA



TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI INDONESIA

Toleransi adalah suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antar-individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi menghindarkan terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.

Contoh sikap toleransi secara umum antara lain menghargai pendapat dan/atau pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita, serta saling tolong-menolong untuk kemanusiaan tanpa memandang suku/ras/agama/kepercayaannya.

Istilah toleransi mencakup banyak bidang. Salah satunya adalah toleransi beragama, yang merupakan sikap saling menghormati dan menghargai penganut agama lain, seperti:

1.Tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama kita.
2.Tidak mencela/menghina agama lain dengan alasan apapun.
3.Tidak melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk beribadah sesuai agama/kepercayaannya.

PENDAPAT SAYA:
Menurut saya kita menganut sistem pancasila, yaitu sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” berarti kita bebas memilih agama apapun yang disetujui oleh pemerintah. Karena agama dijalan berdasarkan hati dan tanpa paksaan pihak manapun, seharusnya kita saling menjaga dan menghormati satu sama lain agar toleransi beragama tetap terjaga dan kokoh dikalangan masyarakar.

KONFLIK ANTAR KELOMPOK

KONFLIK ANTAR KELOMPOK

Konflik antar kelompok adalah pertentangan yang terjadi antara dua kelompok atau lebih yang disebabkan oleh kepentingan yang sama. Penyebab konflik dapat berasal dari faktor internal dan eksternal kelompok.


CONTOH KONFLIK ANTAR KELOMPOK: TAWURAN PELAJAR

Sebab & Akibat

1. Dendam karena kekalahan dengan sekolah lain:
Biasanya ini terjadi ketika adanya per tandingan bola antar sekolah. Dimana tim sekolah yang satu kalah dengan sekolah yang lain. Hal ini menyebabkan adanya r asa kecewa dan celakanya mereka ini biasanya melampiaskan rasa kekecewaan nya dengan mengajak berkelahi tim sekolah lain tersebut. Hal ini tentunya merupakan bentuk ketidak spor tifan pelajar dalam mengalami kekalahan.

2. Dendam akibat pemalakan dan perampasan:
Apabila seorang siswa dari suatu sekolah menengah atas dipalak atau dirampas uang dan hartanya, dia akan melapor kepada pentolan di sekolahnya. Kemudian pentolan itu akan mengumpulkan siswa untuk menghampiri siswa dari sekolah musuh ditempat dimana  biasanya mer eka menunggu bis atau kendar aan pulang. Apabila jumlah siswa dari sekolah musuh hanya sedikit, mereka akan balik memalak atau merampas siswa sekolah musuh tersebut. Tetapi jika jumlah siswa sekolah musuh tersebut seimbang atau lebih banyak, mereka akan melakukan kontak fisik.

3. Dendam akibat rasa iri akibat tidak dapat menjadi siswa di SMA yang diinginkan:
Ketika seorang siswa mendaftar masuk ke SMA negeri, tetapi ia malah tidak diterima di sekolah tersebut. Dia akan masuk ke SMA lain bahkan ia bisa bersekolah di SMA swasta yang kualitasnya lebih rendah. Disebabkan oleh dendam pada sekolah yang dulu tidak menerimanya sebagai siswa, dia berusaha untuk membuat siswa yang bersekolah di sekolah tersebut merasa tidak nyaman. Dia akan memprofokasikan dan mencari-cari kesalahan sekolah tersebut agar akhirnya terjadi kontak fisik.



KESIMPULAN:
Menurut saya konflik yang terjadi antar pelajar ini mengakibatkan kerugian banyak pihak, maupun dari pihak antar sekolah,warga sekitar dan terutama bagi diri sendiri.Dan seharusnya pemerintah harus lebih memerhatikan dan memberdayakan para siswa, begitupun sekolah juga harus lebih mengayomi siswanya dan harus memberikan sanksi yang tegas bagi para siswa yang melanggar peraturan tersebut, agar tidak terulang kembali lagi peristawa tersebut.